1.
Otak-otak
labuan
Otak-otak Labuan merupakan makanan olahan ikan yang dibungkus daun
pisang. Makanan tradisional ini menjadi kuliner khas bagi kawasan pesisir
laut Kabupaten Pandeglang, Banten.
Otak-otak berbahan tepung tapioka atau aci dicampur
ikan tengiri. Kedua bahan dasar ini dicampur dengan santan, bawang putih,
merica, gula pasir, dan garam. Otak-otak mentah kemudian dibungkus dengan daun
pisang. Besar-kecil ukuran tergantung selera, tepatnya tergantung pedagang
memberikan harga untuk satu otak-otak. Setelah dibungkus, kemudian otak-otak
ini dibakar di atas arang hingga keluar wangi khas.
Panganan ini bisa menjadi teman nasi. Namun, biasanya
otak-otak dinikmati tanpa nasi. Otak-otak selalu disajikan dengan campuran
sambal kadang. Aroma tengiri, daun pisang, dan sambal kacang menyatu dalam
kenikmatan cita rasa tradisional.
2.
Emping menes
Emping menes merupakan makanan tradisional olahan buah melinjo.
Nama “emping menes” diambil ari “emping” atau kerupuk, dan “menes” yaitu
nama Kecamatan Menes.
Emping menes atau kerupuk melinjo merupakan makanan
ringan yang mudah dibikin. Melinjo matang hanya disangrai hingga bagian dalam
matang. Lalu melinjo sangraian ini ditumbuk hingga bagian kulit keras melinjo
terkelupas. Melinjo matang ditumbuk kembali hingga pipih berbentuk kerupuk.
Besaran emping ini sesuai selera bisa terdiri dari beberapa biji melinjo matang
tergantung besaran emping yang diinginkan.
3. Jojorong
Jojorong adalah kue basa berbahan
dasar tepung beras. Jojorong biasanya hanya dapat dinikmati ketika ada hajatan.
Misalnya ketika acara sunatan atau pernikahan, jojorong menjadi sajian tuan
rumah bagi para tamu disandingkan dengan makanan trandisional lain misalnya
pais, pancong, tape, uli, dan makanan lain. Namun kemudian, jojorong
dibuat untuk kemudian bisa dirasakan lebih luas lagi.
Tidak mudah untuk mendapatkan jojorong. Jojorong memang
tidak terlalu tahan lama karena mudah basi. Semakin banyak mengandung santan,
jojorong akan semakin nikmat terasa. Namun, santan ini pula yang membuat
jojorong tidak bisa disimpan lebih lama, harus langsung disantap ketika
disajikan.
Jojorong berbentuk bulat dengan wadah daun pisang. Daun
pisang dibuat bulat dengan pengikat tusukan lidi. Jojorong berbahan dasar
tepung beras dan santan kelapa. Adonan dimasukkan ke dalam cetakan daun kelapa.
Bagian dalam adonan diberi gula aren atau gula merah. Jojorong mentah ini lalu
dimasak dengan cara dikukus.
Jojorong dijual di pasar-pasar tradisional di Pandeglang,
meski tidak mudah ditemukan. Biasanya, jojorong dijajakan di kampung-kampung
oleh pedagang yang berkeliling dengan menggunakan nyiru atau
wadah bulat besar dari anyaman bambu.
4.
Kue Balok Menes
Kue balok Menes merupakan kue olahan singkong atau ubi kayu. Jika Anda kenal dengan
makanan tradisional getuk, itulah salah satu jenis getuk, tapi tetap
mempertahankan warna asli singkong yang berwarna putih.
Nama “balok menes” diambil dari nama sebuah daerah
yaitu Menes. Menes merupakan salah
satu kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
Rasa kue balok menes masih kental aroma singkong. Tapi,
Anda tidak benar-benar merasakan singkong. Aroma goreng bawang menjadikan
makanan ini sangat nikmat. Kue balok menes ditambah campuran minyak kelapa
membuat kue balok lumer di mulut. Bumbu lain yang menambah rasa kue ini yaitu
serundeng. Serundeng berada di dalam kue balok yang dilipat. Saat menggigit kue
balok, serundeng bisa Anda rasakan. Serundeng ini dibuat dengan beberapa
campuran bumbu. Ada penyajian lain kue balok. Serundeng tidak dimasukkan tetapi
hanya ditaburkan di bagian atas kue balok.
5.
Apem Putih
Apem putih khas
berbentuk mungil bertekstur kenyal namun enak. Kue apem putih terbuat dari
olahan beras yang telah digiling menjadi tepung beras dan tape (peuyeum) yang
difrementasikan. Sedangkan rasa manis pada kue apem putih ini merupakan hasil
campuran dari bahan adonan kue dengan gula asli.
Kue apem putih khas memiliki citarasa manis ini cocok untuk
camilan saat jam santai, acara keluarga hingga tajil buka puasa dan sangat nikmat disantap
dalam keadaan hangat serta aka terasa nikmat bila disajikan dengan cairan gula
merah sebagai pendampingnya, biasanya orang Pandegang menyebutnya dengan kinca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar