Saya teringat akan sebuah adegan dan dialog yang terjadi dalam
sebuah film. Sayangnya, saya tidak ingat apa judul film tersebut. Saya juga
lupa, siapa aktor yang memerankah tokohnya. Terlebih lagi, saya lupa kapan saya
menonton film tersebut. Namun demikian, saya tetap menceritakan adegan dan
dialog di dalam film yang saya maksud. Saya pantang mundur ke belakang, seperti
kalimat yang saya jadikan judul, ibarat ikan yang berenang.
Dua orang lelaki, sebut saja Mark dan Hank,
memasuki sebuah rumah yang merupakan rumah yang ditempati Hank. Ketika pintu
terbuka, terkejutlah Mark dengan kondisi di dalam ruangan rumah Hank.
Terdapat sebuah pipa transparan yang memanjang
mengelilingi ruangan. Pipa tersebut kadang menurun ke lantai. Di sisi lain,
pipa meninggi mendekati langit-langit ruangan. Ada pula bagian pipa yang
melengkung dan meliuk-liuk. Pipa tersebut berisi air di dalamnya dan ada seekor
ikan, mungkin sejenis ikan mas. Sehingga boleh dikatakan bahwa pipi transparan
dan panjang tersebut adalah sebuah aquarium milik Hank.
“Mengapa kamu memelihara ikan dengan cara
seperti ini?” Tanya Mark.
“Karena aku suka ikan. Dan dengan cara ini,
aku bisa belajar dari ikan itu tentang bagaimana menghadapi kehidupan ini.”
Jawab Hank.
“Maksudmu?” Tanya Mark lagi.
“Coba kau perhatikan apa yang dilakukan oleh
ikan itu?” Hank malah balik bertanya.
“Berenang.” Jawab Mark.
“Betul. Coba perhatikan lagi bagaimana ikan
itu berenang!” Pinta Hank.
Mark kemudian memperhatikan ikan itu berenang
menyusuri jalur pipa. Kadang ikan itu menyusuri jalur pipa yang menanjak.
Kadang jalur yang dilalui ikan tersebut menurun. Bahkan adakalanya ikan
tersebut berenang pada jalur pipa yang berputar. Namun ada satu kesamaan ketika
ikan itu berenang di seluruh bagian pipa.
“Ikan itu berenang maju. Dia tak pernah
mundur.” Jawab Mark.
“Yup. Dan begitulah prinsip yang kupegang
untuk menjalani kehidupanku ini. Pantang mundur. Maju terus. Walaupun banyak
halangan dan rintangan.” Ucap Hank dengan mantap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar